Saatnya Menjernihkan Anarkisme Melalui Alexander Berkman

Saatnya Menjernihkan Anarkisme Melalui Alexander Berkman

Bagi kalian yang ingin mengetahui kebenaran tentang gagasan radikal bernama Anarkisme, sebagai awalan kiranya saya merekomendasikan buku ABC Anarkisme. Buku ini berisi empat belas bab yang memiliki keterikatan pembahasan dari awal hingga akhir. Buku ini pertama terbit pada tahun 1929 oleh Vanguard Press di New York, Amerika Serikat dengan judul What is Communist Anarchism? Sedangkan buku ABC Anarchism (ABC Anarkisme) terbit tahun 1942 di Inggris oleh Freedom Press

Buku kecil ini ditulis berdasarkan pengalaman pribadi Alexander Berkman, seorang tokoh dan pemikiran Anarkis yang radikal. Ulasan Anarkisme dalam buku ini menarik sekaligus informatif dalam merangkum gagasan atau garis besar Anarkisme.

Apa Sebenarnya Anarkisme?  

Pada bab awal, Alexander Berkman meluruskan stigma negatif yang kadung melekat pada kata Anarkisme, yakni kekerasan, chaos dan ketidakteraturan. Pikiran kita dijernihkan oleh penjelasan Berkman tentang Anarkisme

“Anarkisme bukan bom, ketidakteraturan atau kekacauan. Bukan perampokan dan pembunuhan. Bukan pula sebuah perang di antara yang sedikit melawan semua. Bukan berarti kembali ke kehidupan barbarisme atau kondisi liar dari manusia. Anarkisme adalah kebalikan dari itu semua. Anarkisme berarti anda harus bebas. 

Bahwa tidak ada seorangpun boleh memperbudak anda, menjadi majikan anda, merampok anda, ataupun memaksa anda. Itu berarti bahwa anda harus bebas untuk melakukan apa yang anda mau, memiliki kesempatan untuk memilih jenis kehidupan yang anda mau serta hidup di dalamnya tanpa ada yang mengganggu, memiliki persamaan hak, serta hidup dalam perdamaian dan harmoni seperti saudara. Berarti tidak boleh ada perang, kekerasan, monopoli, kemiskinan, penindasan, serta menikmati kesempatan hidup bersama-sama dalam kesetaraan”

Selain membahas tentang kesalahan dan menjernihkan pengertian, Berkman juga menjelaskan cita-cita Anarkisme yang ingin membebaskan seluruh umat manusia dari ketidakadilan yang dipercayai berasal dari sistem otoritarianisme dan kapitalisme. Pemikiran tersebut yang melandasi bahwa kaum Anarkis tidak mempercayai negara dan pemerintahan dan menawarkan sistem alternatif sebagai pengganti.

Anarkisme memiliki banyak spektrum yang berbeda-beda. Berkman adalah seorang Anarkis Komunis dan ia menjelaskan ideologinya dalam buku ini, namun ia juga membahas spektrum lain Anarkisme yang walaupun berbeda memiliki kesamaan akar dan cita-cita, yakni anti otoritarianisme dan hidup dalam kesetaraan.

Tak hanya kapitalisme, sebab pengalaman dan kontribusinya di pusaran revolusi Soviet, Berkman juga sedikit menyentil Sosialisme yang telah gagal dalam praksisnya karena masih mempertahankan sistem negara dan pemerintahan diktator ploretariat.

Selain berbicara Anarkisme dan politik ideologi, dalam buku ini juga kita dapat melihat perspektif Anarkis dalam melihat keseharian masyarakat, seperti rasa malas, kriminalitas dan sistem kerja yang sampai hari ini masih menggunakan sistem kapitalsme yang hanya dapat dihempas dan dihancurkan melalui revolusi sosial secara total.

Revolusi dari Kacamata Berkman

Berkman yang pernah dipenjara berpuluh-puluh tahun karena tindakan revolusionernya menembak seorang pemilik pabrik. setelah dipenjara, ia menjadi tidak percaya pada kekerasan. Setelah merenungkan berbagai macam cara yang dapat ditempuh, Berkman berkesimpulan bahwa jalan kekerasan mesti ditekan seminimal mungkin.

Revolusi sosial, yang sering melibatkan peperangan, hanya sebagian kecil bahkan hanya awalan dari revolusi. Jika perlu, perang dan konfrontasi senjata digunakan pada saat darurat demi melindungi revolusi. Berkman memberi solusi yang lebih damai melalui mogok-mogok kerja kaum buruh dan petani secara serentak, melumpuhkan ekonomi dan pada akhirnya kekuasaan dapat dijatuhkan.

Terakhir saya merekomendasikan buku ini bagi kalian yang ingin tahu tentang Anarkisme. Buku ini memiliki bahasa yang ringan, penyampaian yang langsung pada poin inti. Bahasa dan terjemahan membuat pembaca nyaman saat membaca.

Hikayat Tirai Besi & Keyakinan Berkman

Berkman mengajarkan kita untuk mempertahankan anarkisme meski terpaan badai salju di serbia menghantam. Tulisan Berkman bukanlah sebuah pengajaran, dia tidak mengajari kita mengenai anarkisme hanya sebagai teori semata. Selama hidupnya, ia terus menjadi anarkis bahkan di tengah kekuatan besar Uni Soviet dan ideologi komunismenya.

 Perlu diketahui pula bahwa Berkman pernah tinggal di Uni Soviet dan menjadi bagian dari tim ekspedisi politik dipimpin Lenin kala itu. Ia bahkan menyaksikan bagaimana penderitaan masyarakat Soviet yang sedang mengalami revolusi sosial yang sangat dahsyat.

 Ia melihat rakyat yang kesulitan mencari makan dan melihat para para petinggi partai yang makan dengan nyaman dan kenyang. Hal ini membuat ia membenci revolusi dan menyebut bahwa Soviet bagaikan tirai besi.

 Hal ini ia ungkapkan dalam karyanya berjudul “Hikayat Tirai Besi”. Selain berkisah mengenai kondisi Soviet yang dipimpin oleh Lenin di masa transisi revolusi, Berkman juga membahas anarkisme justru jauh lebih jernih jika ditempatkan dimana revolusi komunisme terjadi.

Dengan lugas dan lantang, Alexander Berkman menyebut bahwa revolusi Bolshevik sebagai mitos dan itu ia katakan saat Lenin, pemimpin revolusi masih hidup. Seperti kita ketahui, Uni Soviet semakin keji dan jauh dari utopia kebebasan para revolusioner sepeninggalannya. 

 Hal yang paling mengesankan dalam karya tersebut adalah bagaimana ia menghadiri pemakaman Kropotkin, salah satu mentor dan salah satu anarkis yang berpengaruh di Uni Soviet. Jasadnya melewati tembok Kremlin yang agung dan hanya para anarkis yang menangisi kematian Kropotkin.

 Kesimpulan yang dapat diambil dari Alexander Berkman adalah keteguhan individu sebagai seorang anarkis dan kita bisa melihat dengan sangat jernih apa sebenarnya anarkisme yang sesungguhnya. Di karyanya yang lain, Berkman mengupas tuntas semua apa yang ia bicarakan pengalamannya tinggal di Uni Soviet, yang katanya tanah kebebasan yang diisi oleh para revolusioner sejati.

 Kendati demikian, kita tidak bisa mempelajari anarkisme dari Berkman saja, ada banyak tokoh lain yang memiliki kisah dan pemikiran mereka masing-masing mengenai anarkisme. Berkman mungkin menjadi salah satu tokoh yang paling cocok untuk menjernihkan pikiran kita dari semua asumsi mengenai anarkisme yang kita ketahui selama ini di Indonesia.