Bagaimana Keterwakilan-isme Membunuh Perlawanan Rakyat:
Refleksi atas Gelombang Demonstrasi Agustus - September di Indonesia
Refleksi atas Gelombang Demonstrasi Agustus - September di Indonesia
05 September 2025 Pernyataan solidaritas ini kami dedikasikan kepada mereka yang mati dibunuh Negara: Affan Kurniawan, Andika Lutfi Falah, Iko Juliant Junior, Muhammad Akbar Basri, Rheza Sendy Pratama, Rusdamdiansyah, Saiful Akbar, Sarina Wati, Septinus Sesa, dan Sumari. Abadi sebagai nama, bukan sebagai angka. Ilusi keterwakilan rakyat lewat parlemen telah terbukti
Indonesia Gelap
Awal Mula #IndonesiaGelap Tagar #IndonesiaGelap pertama kali muncul sebagai sebuah penamaan atas serangkaian demonstrasi yang terjadi di berbagai kota di Indonesia pada Februari 2025. Rangkaian aksi ini muncul sebagai respons atas berbagai kebijakan rezim Prabowo - Gibran yang tak hanya mengesampingkan kepentingan publik, tetapi juga menindas. Salah satunya menyoal kebijakan
Sekilas tentang Orang Tanpa Kewarganegaraan Pada akhir 2019, United Nation High Commissioner on Refugees (UNHCR) mencatat 4,2 juta orang tanpa kewarganegaraan di seluruh dunia. Berselang tiga tahun, organisasi yang sama mencatat 4,4 juta orang tanpa kewarganegaraan di seluruh dunia. Fluktuatifnya jumlah orang tanpa kewarganegaraan yang tercatat menunjukkan ketidakpastian
Bagi kalian yang ingin mengetahui kebenaran tentang gagasan radikal bernama Anarkisme, sebagai awalan kiranya saya merekomendasikan buku ABC Anarkisme. Buku ini berisi empat belas bab yang memiliki keterikatan pembahasan dari awal hingga akhir. Buku ini pertama terbit pada tahun 1929 oleh Vanguard Press di New York, Amerika Serikat dengan judul
Meskipun mendapat penolakan besar-besaran sejak diwacanakan, revisi Undang-Undang TNI (RUU TNI) tetap disahkan 20 Maret 2025 lalu. Pasca pengesahan, penolakan dari masyarakat justru mengalami eskalasi dan melahirkan demonstrasi #TolakRUUTNI besar-besaran di seluruh penjuru Indonesia. Terhitung sejak 20 Maret 2025 hingga 28 Maret 2025, terdapat 69 aksi yang kesemuanya –tentu saja–
“Dan Internasionale, pasti di dunia!” Lantunan lagu Internasionale menggema dengan khidmat dari kerumunan massa aksi peringatan Hari Buruh Internasional (Mayday) di Bandung Jawa Barat Rabu pagi tanggal 1 Mei 2019. Massa aksi yang berkumpul didominasi pakaian hitam memenuhi Taman Cikapayang dengan motif kolektif yang sama: bersolidaritas terhadap gerakan buruh. Pada
Perdebatan mengenai kerah putih dan kerah biru, alias buruh kasar dan pekerja kantoran memang telah lama diucapkan. Meski terdengar usang, hal yang dibuat oleh para pengusaha, pebisnis, borjuasi, pemerintahan atau apapun sebutannya, adalah bentuk upaya segregasi untuk memisahkan perjuangan kelas pekerja di Indonesia. Para buruh pabrik atau pekerja kerah biru